ORNAMEN TRADISIONAL

A. Ornamen
Kata ornamen tentu saja sudah tidak asing lagi bagi indera pendengaran kita. Sebenarnya apa yang dimaksud ornamen itu? Telah banyak sumber yang menyebutkan bahwa kata ornamen berasal dari bahasa Yunani yaitu dari kata ornare yang artinya hiasan/perhiasan. Kata kerja untuk membuat ornament atau membuat hiasan adalah menghias. Menghias dapat diartikan sebagai suatu kegiatan memberi/mengisi sesuatu (permukaan benda atau ruangan) yang semula polos (permukaan benda) atau kosong (ruangan) menjadi terisi hiasan, sehingga menjadi tidak polos atau kosong lagi.

Hiasan atau sering dikenal juga dengan sebutan ragam hias, memiliki bentuk yang beragam. Bentuk-bentuk hiasan ini dinamakan motif hias dan pola hias. Istilah motif hias dan pola hias ini seringkali diartikan sama oleh banyak orang, padahal keduanya sebenarnya memiliki perbedaan. Perbedaan antara pola hias dan motif hias ini menurut Tukiyo dan Sukarman dalam Syafii dan Tjetjep Rohendi Rohidi (1987: 4) adalah:
”motif hias merupakan pokok pikiran dan bentuk dasar dalam perwujudan ornamen atau ragam hias, yang meliputi segala bentuk alami ciptaan Tuhan (binatang, tumbuh-tumbuhan, manusia, gunung, air, awan, batu-batuan dan lain-lain), dan pula hasil daya kreasi atau khayalan manusia (bentuk garis, motif hias kinara-kinari dan makhluk ajaib lainnya), sedangkan pola hias merupakan unsur dasar yang dapat dipakai pedoman untuk menyusun sesuatu hiasan. Ia mengandung pengertian suatu hasil susunan dari motif hias tertentu dalam bentuk dan komposisi tertentu pula. ”.
Berdasar pada pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa pola hias merupakan susunan atau komposisi dari beberap motif hias.

Ornamen atau ragam hias mempunyai kedudukan fungsi yang kedua setelah fungsi utama dari benda yang dihiasi. Berdasarkan hal ini, maka ragam hias dapat dibedakan menjadi tiga jenis:
1. Hiasan aktif atau konstruktif.
Bentuk hiasan yang terdapat pada sebuah benda atau bangunan yang keberadaannya menyatu dengan benda yang dihias, sehingga tidak dapat dipisahkan dari bentuk benda atau bangunan tersebut,. Jika hiasan pada benda atau bangunan tersebut dihilangkan, maka bentuk benda atau bangunan tersebut akan rusak.
2. Hiasan pasif.
Bentuk hiasan yang dapat dilepas dari benda atau bangunan yang dihiasi, yang dapat dihilangkan tanpa merusak benda atau bangunan yang dihias.
3. Hiasan teknis.
Bentuk hiasan yang keberadaannya memiliki fungsi untuk menambah keindahan suatu benda atau bangunan dan dapat pula sebagai benda yang berdiri sendiri dan memiliki suatu fungsi tertentu.